Dinas Pariwisata DIY
Gelar
Atraksi Seni Kampung Satwa Festival 2019
15 - 17 November 2019
Jogja – Gelar Atraksi Seni
Kampung Satwa Festival III-2019 (15-17 Nov 2019) di Kedung Banteng,
Sumberagung, Moyudan, Sleman, diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY).
Tema KSF “Konservasi satwa dan
budaya andeder para ridwan mudha pangreksa bumi Nuswantara” ungkap ketua
penyelenggara Nur Mala Dewi.
Lebih lanjut sekretaris
penyelenggara, Hanif Kurniawan menjelaskan bahwa konservasi satwa dan tumbuhan
meliputi pelepasliaran (rilis) burung perkutut, ular dan ikan dan penanaman
sawo kecik.
Konservasi budaya menyajikan seni
budaya seperti wayang kancil, hadroh, musik angklung, tari Sekar Puji Astuti,
kethoprak dan berbagai gelar atraksi seni yang didukung oleh Teater Pelopor
Yogyakarta.(TPY) dan Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan (PSP) ISI Yogyakarta.
Sof opening KSF III, Jum’at
(15.11.19) TPY gelar atraksi seni Konser Puitika Satwa Raya berupa musik puisi
PSP ISI Yogyakarta.
Puisi Angin Malam, Cerita Tentang
Bulan, dll karya Nur Iswantara dikreasi kolaboratif oleh mahasiswi : Mei,
Sabina, Beatric, Nia, Dince, dengan suara merdu disingkap musik keyboard bu
dosen Hanna membuat penonton menikmati dengan gembira.
Sajian
selanjutnya Tari Satwaraya menyajikan Gambyong Glogok dibawakan oleh Andi,
Rizki, Genta, Fatih menjadikan panggung KSF 219 semakin hangat dengan
tampilannya paradoks –pemuda berbusana penari pemudi, dan sungguh jenaka.
Selanjutnya Ngaji Satwa nara
sumber Dr.Drs.Nur Iswantara,M.Hum, Aan Republik Reptil, Mas Wahyu, Mr. D’Cobra,
dan Gus Fauzan mengkaji pentingnya konservasi satwa dan budaya dalam kehidupan
di wilayah DIY.
Atraksi ditutup dengan penamplan
kelompok Hadroh Moyudan berkolaborasi permainan alat musik tradisional Angklung
mengaunkan lagu Indonesia Tanah Pusaka.
Pada opening ceremonial, Sabtu
(16.11.2019) KSF III berlangsung sangat meriah. Hadir pada opening Gubernur DIY
yang diwakili oleh Staf Khusus Gubernur DIY Bidang Sosial Budaya, Staf Khusus
Gubernur DIY Bidang Sosial Budaya, Bapak H. Tri Mulyono, M.M.
Acara ini juga dihadiri Kepala
Balai Konservasi SDA DIY, Bapak Muh Wahyudi, Sp.,MSc., Camat Moyudan, Drs.
Arifin Mlaws, Danramil Moyudan, Ketua PHRI DIY, Mas Deddy Pranowo Eryono, ASITA
DIY, Mbak Susi., dll. Usai sambutan Pak H. Tri Mulyono dan membuka acara KSF
III, disajikan Tari Sekar Puji Astuti oleh Wulan, Titis dan Lisa. Selanjutnya
ceremonial rilis diawali menanam pohon sawo kecik. Pak H. Tri Mulyono
melepasliarkan burung perkutut dan mengikuti rilis ular dan ikan dihabitatnya
sungai Kedung Banteng.
Pada kesempatan rilis satwa
budaya dimeriahkan Ekspresi Allegoris & Jagad Satwa berupa sajian pantomim
satwa kera dibawah asuhan Susanto, M.Sn. dari PSP ISI Yogyakarta. Selanjutnya
dimeriahkan dengan Ritual Jamasan Ular olehh Komunitas Satwa dari Magelang.
Masih di hari kedua KSF 2019.
Malam hari TPY kembali menggelar atraksi seni Performa Satwaraya, pantomim komedi
Fahri, Alfi dan Okdimar yang memikat penonton.
Dilanjutkan seni pertunjukan
tradisional Kethoprak lakon “Legenda Gunung Salam” tulisan Nur Iswantara,
sutradara Andi Pras, Pemain: Susanto, Fitri, Andi Pras (Kyai Salam), Nugro
(Bagus Kusumo), Iin Darwati (Rara Sekar), Nurdiato (Den Brewu), Fatih (Kang
Samet), Vita (Gusti Ayu), Sugma (KRT.Wangsaningrat). Pada penampilan malam ini
sungguh Susanto (Warso), Fitri (Warsi), Andi Cangik (Warsu) mampu menghidupkan
panggung dan merespon berbagai peraga wayang kancil serta biawak diawetkan
menjadi dagelan satwa yang mengocok tawa penonton.
Lakon mengkisahkan Pusaka Tasbih
Kajeng Salam di tlatah Gunung Salam era Mataram dalam masa Kanjeng Sultan Agung
Hanyakrakusumo.
Hari ketiga, KSF III sejak pagi
hingga sore dimeriahkan penampilan Flashmob Beksan Wanara TPY dan Wayang Kancil
oleh Ki Supo yang sebelumnya diadakan workshop membuat wayang kancil.
Kemudian malam hari KSF III
ditutup dengan Gebyar KSF 2019 degan menampilkan Dagelan Kewan: Santo, Andi
CangikRiendiana Weningsari, S.Pd., alumni PSP ISI Yogyakarta yang terkenal
sebagai artis Dangdut Syar’i Rindi Antika.
Semoga Atraksi Seni KSF mendukung
DIY sebagai kota wisata di Indonesia. DIY menjadi wilayah tujuan wisata yang
banyak mendapat perhatian para wisatawan. Seperti kata Kepala Dinas Pariwisata
Daerah Istimewa Yogyakarta, Bapak Singgih Raharjo, S.H., M.Ed.,:“Jogja Cultural
Experience” always. Viva KSF 2019.