Open Studio Dosen Seni Lukis ISI Yogyakarta

 

Open Studio Dosen Seni Lukis ISI Yogyakarta Dan Pameran Seni Rupa “Riwayat”

 

Dosen-dosen Seni Lukis, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta menyelenggarakan pembukaan Open Studio dan pameran seni rupa bertajuk “Riwayat” pada Sabtu, 27 Juli 2024, di Galeri Fadjar Sidik, pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai. Dosen-dosen yang mengikuti open studi dan pameran antara lain Amir Hamzah, Deni Junaedi, I Gede Arya Sucitra, M. Agus Burhan, Setyo Priyo Nugroho, Wiyono dan Y. F. Yudhistira.

Open Studio dan pemeran seni rupa “Riwayat” dibuka oleh Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, M.Sn. Pembukaan pameran dan  Open Studio dihadiri oleh Rektor, Dekan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, Pembantu Dekan III Fakultas Seni Pertunjukan, mahasiswa, seniman-seniman di Yogyakarta dan tamu undangan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk menunjukan kepada publik terkait proses kreatif dan karya-karya yang dihasilkan dosen-dosen Seni Lukis ISI Yogyakarta.

Open Studio adalah sebuah konsep atau kegiatan di dunia seni yang biasanya dilakukan di lingkungan akademik atau studio seni. Dalam Open Studio, seniman atau mahasiswa seni memperlihatkan proses kreatif mereka secara terbuka kepada publik atau sesama seniman. Hal ini bisa berupa presentasi karya-karya dalam proses pembuatan, diskusi tentang ide-ide dan teknik yang digunakan, serta berbagi pengalaman atau pengetahuan tentang seni.

Menurut kurator pameran dan open studio, Satrio Hari Wicaksono, “Open Studio ini sebenarnya inisiasi dosen seni lukis untuk membangun atmosfer kreatif penciptaan seni para dosen Lukis dan proses kratif ini telah dilaksanakan secara internal dari bulan Februari 2024”. Lebih lanjut beliau menyampaikan tujuan dari kegiatan ini ialah memotivasi, memberikan bekal tambahan di luar kelas, dan berbagi pengalaman dalam mengonstruksi tema dan memproduksi karya seni sebagai bagian dari proses akademik dengan cara mengenal dan memahami proses berkarya yang dilakukan oleh para dosen. Namun, sangat disayangkan jika kegiatan ini hanya diperuntukkan bagi pihak internal saja, sehingga kemudian Jurusan Seni Murni memperbesar skala kegiatan ini dan berbagi kepada publik secara lebih luas.

Penyelenggaraan Open Studi ini sejalan dengan semangat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang digulirkan Kementerian, demikian disampaikan oleh Dr. Irwandi, M.Sn. selaku Rektor ISI Yogyakarta ketika memberikan sambutan. Semangat Merdeka Belajar yang mendorong siswa memperoleh pengalaman di luar kelas tentu sama dengan semangat penyelenggaraan Open Studi yang memberikan pengalaman nyata di luar kelas bagi mahasiswa.                               

Bersamaan dengan Open Studio digelar pameran bertajuk “RIWAYAT”. Pameran ini akan menghadirkan ragam karya-karya yang telah dihasilkan oleh para dosen selama perjalanan karirnya sebagai dosen dan seniman. Publik dapat melihat dan memaknai bagaimana perubahan karakter, gaya, sudut pandang dan tema yang dihadirkan secara periodik dalam karya-karya yang dipamerkan. Pemaran dilaksanakan pada 27 Juli sampai dengan 20 Agustus 2024 di Galeri Fadjar Sidik Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta dan terbuka bagi masyarakat umum.






















Gelar Pertunjukan Tari Kolaborasi

 

ISI Yogyakarta dan Srinakharinwirot University 

Gelar Pertunjukan Tari Kolaborasi

 

ISI Yogyakarta melalui Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa, Srinakharinwirot University bekerjasama menggelar Pertunjukan Tari Kolaborasi pada 25 Juli 2024, Di Asok-Montri Music and Performing Arts Hall, Srinakarinwirot University, pukul 17.00 waktu Thailand. Pertunjukan kolaborasi ini menampilkan tari  selamat datang yang dibawakan dan diiringi karawitan dari mahasiswa Srinakharinwirot University, sedangkan mahasiswa dan dosen ISI Yogyakarta menampilkan tari topeng panji dengan tajuk “Klana Sewandana Lena”. Pentas ini disaksikan oleh sivitas akademika Srinakharinwirot University, tamu undangan dan Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok.

Pertunjukan tari kolaborasi ini merupakan hasil akhir dari Workshop on Thai & Indonesia Dance and Music yang diselenggarakan ke dua perguruan tinggi. Sivitas akademika dua perguruan tinggi saling berbagi pengetahuan dan keterampilan terkait tari dan musik tradisi yang dimiliki masing-masing negera. Dosen-dosen ISI Yogyakarta mengajarkan bagaimana memainkan gamelan dan mengajarkan tari gaya Yogyakarta kepada sivitas akademika Srinakarinwirot University. Dosen-dosen ISI Yogyakarta juga memperoleh pengetahuan baru karena diberikan kesempatan belajar tari tradisi thailand, tari Mae Bot Lek dan belajar memainkan alat musik tradisi thailand.

Menurut M. Heni Winahyuningsih, M.Hum. selaku pengajar workshop dan Pembantu Dekan I, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta “Dengan pelaksanaan kolaborasi ini kami belajar tari dan musik thailand, dan yang paling membanggakan pengajar workshop tari tradisi thailand, Raden Oky Bima Reza Afrita, S.Sn., M.A. adalah alumni ISI Yogyakarta yang saat ini menjadi tenaga pengajar di Srinakarinwirot University”. Dengan keberadaan alumni sebagai tenaga pengajar di Srinakarinwirot University diharapkan memperkuat kerjasama yang telah dilakukan kedua perguruan tinggi.

Srinakharinwirot University  merupakan salah satu mitra strategis ISI Yogyakarta. Kedua perguruan tinggi telah memiliki sejarah panjang dalam berkolaborasi sehingga mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan bersama. Pentas dan workshop diselenggarakan sebagai bentuk implementasi MoU yang telah ditandatangani kedua pimpinan perguruan tinggi. Melalui aktivitas bersama mitra perguruan tinggi internasional diharapkan mampu meningkat nalai IKU 6 ISI Yogyakarta serta mampu memperbaikan peringkat FSP ISI Yogyakarta di QS World by Subject Performing Arts.

 












Penguatan Potensi Diplomasi Budaya Indonesia

 

BKSAP DPR RI Dorong Penguatan Potensi Diplomasi Budaya Indonesia

di ISI Yogyakarta

 

Yogyakarta, (10/07/2024) – Delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, dipimpin oleh Wakil Ketua BKSAP, Putu Supadma Rudana (Fraksi P.Demokrat, Komisi VI), menggelar kegiatan ‘BKSAP Day’ atau diseminasi output diplomasi parlemen serta kolaborasi dengan komunitas akademik dan pegiat seni budaya di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, pada Rabu, 10 Juli 2024.

Kegiatan bertajuk “Diplomasi Parlemen dan Budaya dalam Memperkuat Hubungan Internasional dan Promosi Warisan Budaya” ini dihadiri pula oleh Wakil Ketua BKSAP lainnya, Gilang Dhielafararez (F-PDIP, Komisi III) dan Achmad Hafisz Tohir (F-PAN, Komisi XI); serta Anggota BKSAP Puteri Komaruddin (F-P.Golkar, Komisi XI), Ratih Megasari Singkarru (F-P.Nasdem, Komisi X), Linda Megawati (F-P.Demokrat, Komisi IX), dan Didi Irawadi Syamsuddin (F-P.Demokrat, Komisi XI). Hadir pula dari pihak ISI Yogyakarta, jajaran rektorat yang diwakili oleh Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan Dr. M. Kholid Arif, Pembantu Rektor II Dr. Suryati, M.Hum, para pengajar, serta mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa, Seni Pertunjukan, dan Seni Media Rekam.

Mengawali diskusi, Wakil Ketua BKSAP Putu S. Rudana menekankan pentingnya memanfaatkan kekayaan warisan budaya Indonesia untuk meningkatkan soft power dan upaya diplomasi budaya. Ia menyoroti pengakuan UNESCO terhadap Indonesia sebagai negara super power di bidang budaya, yang mencerminkan kekayaan ragam budaya bangsa. “Bayangkan jika hal ini dapat dikapitalisasi secara optimal sebagai kekuatan diplomasi Indonesia di tingkat global. Indonesia bisa benar-benar menjadi world’s ring of culture,” ujar Putu.

Ia juga memaparkan potensi diplomasi budaya sebagai jembatan untuk membangun hubungan antar manusia (people-to-people relations), kepercayaan dan pemahaman antar bangsa. “Diplomasi budaya sering kali lebih efektif dalam menyentuh hati dan pikiran orang dibandingkan dengan diplomasi politik. Melalui diplomasi budaya, tidak hanya soft power dan profil internasional kita yang meningkat; kita juga dapat menyebarkan nilai-nilai luhur bangsa seperti kemanusiaan, gotong royong, keberagaman, dan toleransi di mata dunia,” ujar Putu. Dengan penekanan pada potensi ekonomi dari sektor seni kreatif, Putu juga menyebut signifikannya kontribusi sektor ini terhadap PDB, dan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Putu juga mengapresiasi berbagai prestasi dan peringkat tinggi yang diraih oleh ISI Yogyakarta, khususnya dalam bidang seni rupa dan seni pertunjukan, berdasarkan pemeringkatan QS World. “Kami bangga dapat berkunjung dan bertukaran pikiran dengan rekan-rekan ISI Yogyakarta hari ini, yang merupakan pionir, sebagai lembaga pendidikan seni tertua di Indonesia,” ungkap Putu. Kerja sama budaya dan pendidikan, termasuk dalam bentuk pertukaran pelajar antar lembaga pendidikan seni dunia juga didorong oleh BKSAP DPR RI, agar dapat menjadi landasan hubungan antar manusia yang kohesif, sebagai modal kekuatan Indonesia di kancah global.

 

Putu kemudian menyoroti peran dan fungsi BKSAP DPR RI dalam menjalankan Diplomasi Parlemen, sesuai amanat UU No. 13 tahun 2019 (MD3). Ia menyoroti pergeseran dari diplomasi tradisional ke diplomasi multi-track yang inklusif, melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk anggota parlemen, institusi pendidikan, pelaku seni budaya, dan masyarakat sipil. “Kalian adalah aktor diplomasi. Sebagai mahasiswa dan pelaku seni, semangat adik-adik harus terus ditingkatkan dalam mengembangkan karya, inovasi, dan mengharumkan nama bangsa. Kekayaan budaya kita harus menjadi aset utama, dan seni tidak boleh lagi dianaktirikan. Kami di parlemen, khususnya BKSAP, siap mendukung dan berkolaborasi,” tegas Putu.

Lebih jauh, Putu juga menjelaskan bagaimana diplomasi parlemen dapat mendukung upaya mendorong penguatan diplomasi budaya melalui kerja sama internasional dan promosi budaya Indonesia di berbagai forum parlemen. Diskusi antara para legislator dengan mahasiswa kemudian berlangsung dinamis dan konstruktif, dengan berbagai topik mulai dari kebebasan berekspresi, ruang gerak dan dukungan bagi seniman, kesempatan pelatihan dan peningkatan kapasitas, hingga dana abadi kebudayaan.

Mengakhiri diskusi, Putu menekankan harapannya agar dialog antara parlemen dengan pelaku seni budaya yang terbangun dapat menjadi katalisator bagi peningkatan afirmasi dan dukungan politik bagi bidang seni budaya. Ia juga berharap, inisiatif penyelenggaraan pameran seni di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, dapat direalisasikan dalam waktu dekat, termasuk dengan partisipasi ISI Yogyakarta. (BKSAP)