Berita Utama
Pentas Rebon di Societet Militer Yogyakarta
Pentas Rebon di Societet Militer Yogyakarta
ISI Yogyakarta dan Ruang Anak Gelar Festival
ISI Yogyakarta dan Ruang Anak Gelar Festival
Ciptakan
Ruang Tumbuh Anak, ISI Yogyakarta dan Ruang Anak Gelar Festival
ISI
Yogyakarta berkolaborasi dengan Ruang Anak menyelenggarakan Festival Anak
Indonesia dengan tema “Me and My Self”. Festival Anak Indonesia akan digelar mulai tanggal 12 sampai 24 Juli
2025, di Galeri R.J. Katamsi, ISI Yogyakarta. Festival ini terbuka untuk umum
dan dapat diakses mulai pukul 10.00-17.00 WIB setiap harinya.
Fertival
Anak Indonesia dibuka oleh GKR Bendara pada tanggal 12 Juli 2025, di Galeri R.
J. Katamsi ISI Yogyakarta pukul 16.00 sampai dengan selesai. Pembukaan festival
ini dihadiri oleh Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan RI,
Rektor ISI Yogyakarta, Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kota Yogyakarta, Kepala Galeri R.J. Katamasi ISI Yogyakarta, Orang
tua, para seniman cilik dan undangan.
Menurut
Miyati dari Ruang Anak, “Festival ini menghadirkan 200 karya dari 170 seniman
cilik yang berasal dari berbagai kota di Indonesia”. Di festival ini anak-anak
atau pengunjung festival tidak hanya dapat menyaksikan karya yang dipamerkan
tetapi juga mengikuti kegiatan workshop dan pemutaran film.
Tahun
ini, Festival Anak Indonesia mengambil tema “Me and My Self”. Melalui tema
tersebut penyelenggara festival berharap pengunjung festival mampu mengenal
konsep diri, menentukan value dan merumuskan tujuannya.
“ISI
Yogyakarta akan terus mendukung penyelenggaraan festival yang memberikan ruang
bagi seniman-seniman cilik untuk menampilkan karyanya kepada publik”ujar Rektor
ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, M.Sn. Beliau juga menyampaikan, melalui dukungan
dalam penyelenggaraan festival ISI Yogyakarta berharap mampu memberikan dampak
langsung bagi masyarakat. Dampak yang memberikan kesempatan kepada
seniman-seniman cilik untuk menampilkan karya dan merangsang pengunjung pameran
mampu mengenal konsep dirinya.
ISI
Yogyakarta terus berupaya mendukung program Kampus Berdampak yang digulirkan
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Salah satu upaya
untuk mendukung program tersebut dengan menjadi tuah rumah pelaksanaan Festilah
Anak Indonesia 2025. Dengan menjadi tuan rumah festival ini memberikan peluang
anak-anak memamerkan karyanya di galeri seni sehingga dapat diapresiasi oleh
masyarakat.
Festilah Anak Indonesia 2025 lahir dari kerja sama antara ISI Yogyakarta dan Ruang Anak. festival menjadi kolaborasi kedua, setelah sebelumnya festival dan pameran serupa sukses diadakan di lokasi yang sama. Mari dukung dan apresiasi karya anak-anak Indonesia dengan datang langsung ke Galeri R. J. Katamsi ISI Yogyakarta.
Peresmian Saraswati Green Environment
Peresmian Saraswati Green Environment
Rektor ISI Yogyakarta dan Wamendiktisaintek
Resmikan Saraswati Green Environment
Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, M.Sn
dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek),
Prof. Stella Christie, Ph.D. meresmikan Saraswati Green Environment pada
Selasa, 8 Juli 2025 di Concert Hall ISI Yogyakarta. Peresmian ini ditandai
dengan penandatanganan Inagurasi Saraswati Green Environment Institut Seni
Indonesia Yogyakarta oleh Prof. Stella Christie, Ph.D.
Menurut Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi,
M.Sn. Saraswati Green Environment sendiri merupakan bagian dari program
strategis ISI Yogyakarta dalam mewujudkan tata kelola kampus yang peduli
terhadap isu-isu keberlanjutan dan pelestarian alam. Beliau juga menyampaikan
“Saraswati Green Environment dimulai dengan pemasangan lampu tenaga surya di
lingkungan pengembangan ISI Yogyakarta, Penyediaan Smart Water Station yang
mendorong sivitas akademika ISI Yogyakarta menggunakan thumbler untuk konsumsi
air minum dan pembangunan mobil listrik tenaga surya sebagai sarana mobilitas
di lingkungan kampus”.
Acara dilanjutkan dengan penandatangan MoU
antara ISI Yogyakarta dengan mitra industri yang berkontribusi dalam pembangunan
mobil listrik tenaga surya seperti PT Surya Elektrik Internasional, PT Energi
Baru Terbaharukan dan PT Chitose International Tbk.
Peresmian Saraswati Green Environment
diakhiri dengan peluncuran mobil listrik tenaga surya hasil kolaborasi ISI
Yogyakarta dengan mitra industri. Peluncurun mobil listrik tenaga surya
ditandai dengan menekan tombol sirene oleh Rektor ISI Yogyakarta dan
Wamendiktisaintek. Setelah menekan tombol sirene Rektor ISI Yogyakarta dan
Wamendiktisaintek berkeliling kampus ISI Yogyakarta dengan menggunakan mobil
listrik dan mencoba power station yang berada di pintu gerbang ISI Yogyakarta.
Saraswati Green Environment ini diharapkan
dapat menjadi inspirasi bagi kampus-kampus lain di Indonesia untuk bersama-sama
memperkuat agenda hijau dan inklusif di lingkungan pendidikan tinggi.
Bicara Seni Sebagai Alat Diplomasi
Bicara Seni Sebagai Alat Diplomasi
Dua Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Bicara Seni Sebagai Alat Diplomasi
Medkrev - Yogyakarta. Bertempat di Concert Hall Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jln. Parangtritis Km. 6,5 Sewon Bantul pada Selasa, 8 Juli 2025 pukul 08.00-13.00 WIB menggelar Seminar Nasional (semnas) dalam rangka Dies Natalis ke-41. “Art and Diplomacy” atawa Seni dan Diplomasi dalam memperkuat Jejaring Seni Mewujudkan World Clasas University.
Dua Wakil Menteri Kabinet Merah Putih dibawah Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menjadi keynote speaker. Pembicara kunci pertama H.E. Arif Havas Oegroseno, S.H., LL.M. (Wakil Menteri Luar Negeri RI) dan Prof. Stella Christie, Ph.D. (Wakil Menteri Diktisaintek RI).
Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, S.Sn., M.Sn., didepan tamu undangan seminar nasional dalam rangka Dies natalis ke-41 ISI Yogyakarta penuh semangat dan meyakinkan menyampaikan kinerja Dosen dan mahasiswa dibidang akademik, kegiatan seni dan prestasi yang telah dicapai civitas akademika kampus seni tertua di Indonesia ini.
Mas Rektor Irwandi, mengucapkan terimakasih kepada dua wamen tersebut. Semnas juga mengundang tiga pembicara ahli: Phillip Augier, Kolektor Seni Asia-Pasifik, co-founder Museum Pasifika Bali; Helly Minarti, Ph.D. , Peneliti Seni, FOUNDER a Collaborative research platform on choreography; Kurniawan Saputro, Ph.D., peneliti dan Staf Pengajar Pascasarjana ISI Yogyakarta. Moderator Dr. Mikke Susanto, M.A., sekaligus sebagai ketua panitia seminar nasional kali ini.
H.E. Arif Havas Oegroseno, S.H., LL.M., Wamen Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, karena ada tugas lain belum dapat hadir di kampus ISI Yogyakarta. Bapak Oegroseno dalam paparan yang ditayangkan pada giant screen, dihadapan peserta semnas mengatakan sangat senang dapat berpartisipasi dalam Dies Natalis ke-41 ISI Yogyakarta. Hal yang dimiliki bangsa Indonesia dalam konteks diplomasi yakni keragaman: etnis, seni, budaya, bahasa, adat istiadat dan demografi. Faktor tersebut sangat memiliki kekuatan dalam diplomasi secara nyata di berbagai negara di belahan benua.
Sewaktu Bapak Oegroseno bertugas di Brussel Jerman pernah mengadakan workshop tari Kecak. Selain seni tari, kain yang memiliki seni khas seperti batik, tenun; Bahasa dengan cerita, novel, kuliner Indonesia pun sangat kuat untuk digunakan sebagai sarana diplomasi. Pada kesempatan ini wamenlu sangat berharap ISI Yogyakarta untuk membuat design dokumentasi seni Indonesia. Jika ada dokumentasi seni dapat sebagai blueprintt dalam diplomasi ke bebagai negara yang selama ini belum terjangjau. Kita dapat menjangkau ke negara-negara di Amerika Tengah, Amerika Latin, Afrika Selatan, dan negara-negara lainnya. Terimakasih pak wamenlu, smoga seni dan diplomasi menjadikan seni diplomasi lebih menjadikan Indonesia eksis sebagai negara yang berbudaya.
Wamendiktisaintek RI, Prof. Stella Christie, Ph.D. tema semnas Dies natalis ke 41 ISI Yogyakarta “seni dan diplomasi” sangat tepat. Menurut Prof Stella, seni itu hakikatnya mampu menjadi alat diplomasi. Seni merupakan kekayaan Bangsa Indonesia yang luar biasa. Bagaimana seni menjadi bagian diplomasi negara diperlukan strategi dalam pengelolaannya.
Urgensi seni dan budaya Indonesia itu nyata. Sebuah negara lebih dikenal warga bangsa lain melalui seni, bahasa dan budayanya. Profesor Stella Christie, seorang ilmuwan kognitif, merupakan lulusan Harvard University untuk gelar sarjana dan Northwestern University untuk gelar doktor (Ph.D) dalam bidang psikologi kognitif. Ia juga pernah menjadi peneliti pascadoktoral di The University of British Columbia. Saat ini, beliau menjabat sebagai Guru Besar di Tsinghua University, China.
Ungakap Prof Stella, Indonesia itu memiliki keragaman Bahasa ke dua stelah Papua Nugini. Apa yang dipikirkan manusia tentang diplomasi kebudyaaan? Ketika Prof Stela mengajak peserta mengenali seni dengan menyebut nama negara, spontan peserna semnas menyambut dengan antusias. Jepang-susi, samurai; Argentina – bola, etc. Disitulah manusia seni dan budaya tak terpisahkan. Seni diplomasi kuncinya struktur, dari seni dan budaya agar diketahui, disebar ke dunia.
Bahkan Prof Stella dengan tegas,s. Saya sangat mendukung ISI Yogyakarta art connectinity. Perguruan Tinggi Seni yang utama mengembangkan seni budaya ebagai alat diplomasi. Rekognisi dari seni budaya harus menjadi utama. Lulus Ilmu Seni dari ISI Yogyakarta punya ijazah. Ijazah sebagai token ekonomi yang menunjukkan kemampuan khusus lebih dari pemiliknya. Sehingga struktur untuk sertifikasi sangat urgent. ISI Yogyakarta bisa menjadikan Teori seni-budaya dan portabilitas.
Belajar piano ada teori musik. Nah bagaimana dengan belajar Gamelan, Wayang kembangkan ciptakanlah. Di Jepang Kabuki secara teori dan praktiknya mendunia. Ayo ISI Yogyakarta terus kembangkan teori-teori seni Indonesia. Formalitas teori sudah waktunya disebarkan. ISI Yogyakarta sebagai perguruan tinggi seni penting perannya. Semangat dan tujuan ISI Yogyakarta jangan angan=angan tetapi harus terjadi.
Bangunlah ISI Yogyakarta dengan kepercayaan diri. Lewat bentuk yang portabel. Contoh cerita wayang tidak mudah didapat di pasaran. Di Havard yang terkenal Bangunan Gedung Seni Pertunjukan dan Perpustakaan ISI Yogyakarta dapat menstruktur seni dan.budaya menjadi alat diplomasi penuh makna bagi bangsa Indonesia. *
Penulis: Nur Iswantara.
Pelatihan Desain Kriya Berbasis Eco-Design
Pelatihan Desain Kriya Berbasis Eco-Design
ISI Yogyakarta Gelar Pelatihan Desain Kriya
Berbasis Eco-Design di Margomulyo Bojonegoro
Institut Seni
Indonesia (ISI) Yogyakarta melalui Kelompok Riset Skema Penelitian Dasar-Fundamental
menggelar pelatihan desain produk kriya dengan pendekatan eco-design berbasis
eksplorasi material tanaman lokal serta pendekatan eco-design yg
mempertimbangkan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan sekitar. Acara ini
berlangsung pada Minggu, 6 Juli 2025 di Dusun Jepang, Desa Margomulyo,
Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro.
Pelatihan ini
merupakan bagian dari program riset bertajuk “Craft-Core: Integrasi Eco-Design
Pada Produk Kriya Berbasis Eksplorasi Material Tanaman Lokal Sebagai
Revitalisasi Pitutur Luhur Samin Surosentiko di Margomulyo Bojonegoro.” Melalui
program ini, tim peneliti ISI Yogyakarta yang terdiri dari Dr. Sugeng Wardoyo,
S.Sn., M.Sn., Drs. I Made Sukanadi, M.Hum. dan Tri Wulandari, S.Sn., M.A.
berusaha untuk menginventarisasi potensi tanaman lokal sebagai sumber material
kriya ramah lingkungan sekaligus merevitalisasi nilai-nilai pitutur luhur Samin
yang lekat dengan masyarakat setempat.
Masyarakat
Margomulyo khususnya perajin lokal diberikan pelatihan merancang produk kriya
dengan konsep eco-design. Pelatihan meliputi pemanfaatan bahan dari tanaman
sekitar, teknik pengolahan material, serta pendekatan desain yang
mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
Kegiatan ini
juga menjadi ajang dialog budaya untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap
ajaran luhur Samin Surosentiko, yang menekankan kesederhanaan, kejujuran, dan
harmoni dengan alam. Dari program ini,
diharapkan muncul produk kriya inovatif yang tidak hanya memiliki nilai estetis
dan ekonomi, tetapi juga membawa pesan kearifan lokal dan keberlanjutan
lingkungan, serta memperkuat identitas budaya Margomulyo sebagai salah satu
pusat komunitas Samin.
ISI Yogyakarta terus mendorong sivitas akademikanya untuk melaksanakan program-program yang dampaknya langsung dirasakan masyarakat. Program pelatihan ini menegaskan ISI Yogyakarta yang tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun masyarakat yang berdaya secara ekonomi, preservasi dan mengembangkan budaya masyarakat. Program ini sejalan dengan semangat Kampus Berdampak yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Dies Natalis ke-41 ISI Yogyakarta 2025
Dies Natalis ke-41 ISI Yogyakarta 2025
Seminar Nasional Dies Natalis ke-41
ISI Yogyakarta 2025
Esensi dari diplomasi budaya sering berdekatan dengan unsur budaya seni dan nilai-nilai tradisional untuk membangun hubungan internasional yang saling menguntungkan. Dalam konteks tertentu--misalnya dalam rangka memperkuat jejaring seni dan mewujudkan universitas berkelas dunia--diplomasi budaya memiliki peran yang sangat penting.
Beberapa hal penting yang terkait dengan diplomasi budaya dalam upaya mencapai tujuan tersebut dapat disarikan sebagai upaya untuk meningkatkan pengakuan internasional terhadap seni dan budaya lokal, membangun jejaring global dalam dunia (pendidikan) seni, memperkaya kurikulum dan pengalaman akademik, mendorong kolaborasi dalam penelitian dan inovasi, meningkatkan daya tarik universitas di nata dunia, peningkatan diplomasi antar-bangsa, dan mempertahankan identitas budaya di tengah perubahan gobal.
Dalam konteks tersebut ISI Yogyakarta menggelar seminar bertajuk "ART & DIPLOMACY: Memperkuat Jejaring Seni, Mewujudkan World Class University". Seminar ini diselenggarakan pada Selasa, 8 Juli 2025, jam 08.00-13.00 WIB. Digelar secara fisik bertempat: Concert Hall - ISI Yogyakarta. Namun dapat disaksikan secara langsung melalui kanal youtube: ISI Yogyakarta
Sebagai pembicara kunci seminar
ini menghadirkan Prof. Stella Christie, Ph.D. (Wakil Menteri Diktisaintek RI)
dan H.E. Arif Havas Oegroseno, S.H., LL.M. (Wakil Menteri Luar Negeri RI)
dengan beberapa pembicara yakni:
1. Phillip Augier (Kolektor Seni
Asia-Pasifik, co-founder Museum Pasifika Bali). Topik: “Menjaring Pengalaman
& Membina Kerja Budaya-Seni Antar Negara”
2. Helly Minarti, Ph.D. (Peneliti
Seni, FOUNDER a collaborative research platform on choreography). Topik:
“Sejarah dan Efek Penyebarluasan Budaya-Seni Indonesia”
3. Kurniawan “Inong” Saputro, Ph.D. (Peneliti & Staf Pengajar Pascasarjana ISI Yogyakarta). Topik: “Problematika Perguruan Tinggi Seni dalam Konteks Diplomasi Budaya”
Adapun moderator seminar adalah Dr. Mikke Susanto, M.A., kurator yang juga Staf Pengajar ISI Yogyakarta. Pendaftaran peserta dapat mengisi bit.ly/seminar41isi dan e-sertificate gratis.
Sampai jumpa di seminar!!!
Narahubung: Ardi +62 857-4347-4434
BRAJAMUSTI - BUAYA DARAT
BRAJAMUSTI - BUAYA DARAT
18 TAHUN BERKHITMAT DI
BRAJAMUSTI
BUAYA DARAT MENDUKUNG
PSIM JUARA LIGA 2
Sebagai brajamusti (nama
supporter psim), tentunya saya sangat bangga sekali ketika psim naik kasta dan
men juarai liga 2. Lebih dari 18 tahun kami menunggu momentum ini. Tangis
bahagia membanjiri stadion manahan solo disaat melihat tim kebanggannya mengangkat
piala. Tentu sebagai supporter psim banyak waktu yang perlu dikorbankan hanya
untuk mendukung tim kesayangan.
Sedikit cerita waktu saya duduk
di bangku sekolah dasar, saya pernah dibully oleh teman² saya, karena perbedaan
tim yang didukung. teman-teman saya mendukung persiba bantul, sedangkan waktu
itu hanya saya yang mendukung PSIM.
Dan disaat saya duduk di bangku
sekolah menengah pertama saya mulai aktif dan bergabung dengan organisasi
laskar brajamusti buayadarat (brajamusti yogyakarta dari barat). Laskar
merupakan sebutan atau kata lain dari komunitas, laskar merupakan organisasi
dalam naungan Brajamusti.
Tanggal 26 Februari 2025
merupakan hari yang sangat bersejarah bagi seluruh pecinta sepak bola
yogyakarta. Terimakasih saya ucapkan untuk ayahanda (Dr.Drs. Nur
Iswantara,M.Hum.) yang selalu mensupport dan memfasilitasi saya untuk terus
mendukung PSIM Jogjakarta.
Mimpi PSIM naik kasta dan juara
sudah tercapai, maka saya tidak akan lagi memprioritaskan dan mengorbankan
waktu hanya untuk menonton sepakbola, karena pada dasarnya psim itu selamanya
bukan segalanya. Harapan saya untuk psim yaitu semoga musim depan di liga 1
lebih semangat dan konsisten karena banyak tim yang jauh lebih kuat. Salam
Brajamusti 💙 (Agitya NR).